Rabu, 03 November 2010

Tentang Jalan Raya di Negeriku ini....



TERINGAT SAAT MASA KECIL AKAN PEMBUATAN JALAN RAYA : “ JALAN JAMAN DULU MEMANG KUAT ! “

Mutu Jalan Raya dulu semasa buatan DPU ditahun 80’an memang diakui….eh…kuakui….lebih kuat daripada Jalan Raya buatan sekarang ini.
Teringat saat aku masih kecil…., semasa sekolah SD…., aku kesekolah selalu jalan kaki….; dan paling seneng kalau pas pulang sekolah sambil jalan kaki, sambil mengamati para pekerja DPU yang sedang membuat atau memperbaiki jalan . ( Jalan dr.Cipto – Semarang ).
Dalam ingatanku nich…..he he he…tolong bila pembaca ada yang bisa mengkoreksi…. ; bila memperbaiki jalan rusak maka :

1.      Ada beberapa pegawai / pekerja DPU yang mulai mencangkuli dengan dandang ( pacul seperti kapak bermata dua yang satu ujungnya pipih seperti linggis , yang satunya lagi ujungnya lancip ), mereka membuang bagian yang rusak dari jalan tersebut secara manual, ada 5 orang lebih yang mengerjakan pekerjaan itu, sampai dicekungin hampir sedalam 20cm.
2.      Hasil cangkulan atau cekungannya dimuat/diangkut pakai mobil kijang ( keluaran pertama yang seperti kepala babi ) untuk dibuang kemana, aku juga gak tahu…..khan masih kecil saat itu , paling terkadang sambil iseng mengambil sebongkah dan melemparkannya kedalam bak kijang sampai berbunyi “ Glodaaak!” yang ternyata suaranya mampu membangunkan sopirnya yang terkantuk-kantuk…, wk wk wk….
3.       Terus juga ada beberapa pekerja yang menata batu gunung sebesar kaleng susu 1kg didalam cekungan yang dibuat tersebut, ditatanya rapi…, dan ukuran batunya hampir sama ; kalau yang besar banget dipecah pakai palu yang gedhe secara manual…..; kadangkala pecahannya akibat dipukul palu sebesar godam itu bisa mencelat entah kemana…..
4.       Setelah ditata rapi, masih diratakan lagi dengan Jog-Jig yang bannya dari besi dan diisi air , satu ban bisa minum sedrum lebih, jadi bener-bener berat, sudah dari besi, diisi air lagi ; tapi kalau untuk pemindahan Jog-Jig dari tempat A ke B, biasanya airnya dibuang , biar enteng, bisa kenceng, dan gak boros solar. Batu-batu yang ditata rapi itu, setelah di Jog-Jig maka semakin rata permukaannya, semakin padat , dan sela-selanya diisi dengan pasir…. ; lalu diratain lagi dengan Jog-Jig yang mondar-mandir.
5.       Setelah itu mulai diberi aspal yang dibakar dulu drunya dengan kayu bakar , kayak menuang kinco saja pakai sendok dari blek biscuit yang gede tapi dilubang-lubang  sehingga aspal cairnya yang disendokin bisa mengucur merata. Setelah itu di beri batu gunung split , atau kerikil, atau krecak…., terus di Jog-Jig lagi sampai rata dan padat.
6.       Setelah itu baru mulai diaspal dengan campuran pasir, krecak, dan aspal cair, sambil terus di Jog-Jig lagi sampai padat, sampai rata, dan aspalnya terlihat masih lengket-lengket gimana gitu….
7.       Belum selesai……, setelah itu di taburi pasir lagi dan di Jog-Jig lagi….sampai rata, rapi,dan bagus...
8.       Jika pekerjaan  jalan itu selesai siang, maka malamnya bisa dilewati kendaraan, tapi mesti hati-hati terutama bagi pengendara kendaraan roda 2 baik bermesin maupun tidak….., pasirnya yang ditaburi dibagian paling atas bisa bikin ngosek atau ngepot ban motor atau sepeda bila direm mendadak. ( he he he…aku pernah terjatuh saat naik sepeda dijalanan yang baru selesai diaspal tersebut )

Itulah gambaran yang aku ingat saat pembuatan jalan raya dengan cara pengaspalan ditahun 80’an ( cara konvensional ) , tapi hasilnya….wuiiiih hebuat banget…., jalan itu kuat banget, gak mudah rusak, dan tahan sampai puluhan tahun. Padahal hampir 80% lebih dilakukan dengan tenaga manual manusia , satu-satunya mesin yang digunakan hanyalah Jog-Jig ; diluar dari Toyota kijang untuk membuang brangkal jalan yang tidak terpakai. Jalan itu kalau musim panas….aspalnya terlihat banget , bahkan ada yang nempel-nempel di sol sepatuku , kalau dilewati sambil naik sepeda, suaranya ban sepedaku akan klenyet-klenyet , kalau aku jalan pakai sandal jepit ….wk wk wk ….si sandalnya bisa tertinggal nempel di aspal jalan tersebut.

Itu kenangan Jalan raya buatan DPU di tahun 80’an….; sedang kalau jalan raya jaman sekarang……wk wk wk….jauh banget mutunya….; hari ini diperbaiki….ada yang dalam hitungan hari…sudah rusak lagi , ada yang seminggu baru rusak, ada juga yang sebulan baru rusak lagi ; namun gak pernah ada yang mampu bertahan sampai 6 bulan ! ; aneh ya……, benar-benar aneh….; padahal..:

1.       Jalan sekarang dibuat dengan satu set peralatan yang terdiri 3 atau 4 vehicle mesin , mulai pengikis ,    penyapu (dengan angin ), mesin pengaspal hotmix, terakhir Jog-Jig…., sungguh alat yang modern.
2.       Biayanya juga mungkin bila dikonversi jatuhnya lebih mahal.
3.       Dikerjakan kebanyakan oleh pihak non DPU ( kontraktor jalan )
4.       Hasil bagus sich….mulus, rata… namun cuman sesaat…..gak kuat tahan lama
5.       Bila dilewati truk besar dan berat biasanya akan mlenyet….bergelombang , apalagi bila ada truk muatan berat parker dicuaca panas terik, pasti akan menimbulkan cekungan bekas ban.
6.       Dan jadwal pengerjaan pembuatan jalan yang kadang bila kupikir bisa malah geregetan dan jengkel sendiri , lha buat atau memperbaiki jalan koq pas saat musim hujan , setelah jadi memang bagus, namun baru tiga hari mulai tampak tanda-tanda kerusakkannya lagi.

Itulah yang mau aku tulis di blogku ini…., anda punya pengalaman tentang pembuatan jalan raya, atau uneg-uneg yang lain….jika berkenan, marilah kita sharing bareng-bareng untuk menjadikan formulasi bagi perbaikan jalan-jalan di negeri ini.
Tahu …berapa rangking kualitas jalan raya dinegeri kita ini bila dibandingkan dengan jalan raya dinegara lain ?..... he he he he…..yah pokonya paling……paling memprihatinkan !



Tidak ada komentar:

Posting Komentar