Selasa, 24 April 2012

Antara BBM , Rakyat , dan Pemerintah…..( sebuah hasil pemikiranku )



Dinegeri ini sudah jadi suatu budaya , bila BBM atau Bahan Bakar Minyak harganya naik , pasti akan diikuti dengan kenaikan harga barang dan jasa lainnya ; walau hal itu juga berlaku jika gaji PNS naik maka harga barang dan jasa juga akan naik.

Jika dulu saat sekolah SD , di UUD’45 ada pasal yang menyebutkan bahwa hasil bumi dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat ; mungkin sekarang ini sudah tak bisa memenuhi harapannya ; dikarenakan hasil bumi yang namanya Bahan Bakar Minyak di Indonesia sudah tak berimbang dengan jumlah penduduk dan kebutuhan akan konsumsi Bahan Bakar Minyak tersebut ; dan yang namanya harga subsidi yang sekian puluh tahun  telah sukses berhasil menina-bobokan rakyat  dan menjadi suatu kebudayaan yang rasanya tidak boleh diubah dan dirubah,  padahal hal tersebut semakin mencekik akan kehidupan bernegara.

Pemerintah selalu berusaha menaikkan harga BBM guna menyelamatkan anggaran keuangan Negara dan mencegah timbulnya dan membesarnya hutang Negara ; namun rakyat pada umumnya selalu menolak kenaikan harga BBM tersebut dikarenakan rakyat menilai bahwa subsidi yang diberikan selama ini tidak pas porsi peruntukkannya.

Permasalahannya jelas yaitu pemerintah ingin mengurangi subsidi BBM yang dengan begitu setidaknya angka puluhan triliyun rupiah itu bisa diselamatkan dan atau dipergunakan untuk keperluan pembangunan lainnya mengingat banyak PR dari Pemerintah yang harus dikerjakan supaya negeri ini bisa mewujudkan kesejahteraan negeri ini dengan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya  bagi seluruh rakyat Indonesia .

Dan ini adalah opiniku tentang bagaimana cara terbaik agar masalah BBM ini tidak menjadi beban Pemerintah ( oh iya pemerintah  disini artinya termasuk anggota Dewan lho ) dengan selalu memberikan subsidi. Antara lain :

1.       Pemerintah harus membatasi pemakaian BBM untuk mobil dinas termasuk mobil dinas TNI dan Polri yang ada diseluruh negeri ini dan diseluruh pejabat pemerintahan , dengan tetap menjaga agar mutu kinerjanya.
Alasan pemikiranku : pasti banyak kebocoran penggunaan konsumsi BBM untuk keperluan yang diluar lingkup kerja. Kalau perlu pejabat dan wakil pejabat itu dijemput saja saat mereka berangkat bekerja oleh satu mobil dinas ; demikian juga untuk kepala biro atau yang setara juga dijemput dengan 1 mobil/bus jika berangkat kerja ; dengan begitu maka mobil dinas tak perlu banyak , irit BBM , irit biaya perawatan , SDM driver , karena berangkatnya dijemput jadi akan lebih disiplin kerja dan semangat kebersamaan, mengurangi jumlah mobil/kendaraan dijalanan , mengurangi polusi dan kemacetan . Mobil dinas tetap ada tapi tak perlu banyak .Selanjutnya pikir sendiri saja….pasti akan semakin banyak keuntungan yang akan anda temukan tanpa mengurangi kinerja operasionalnya…; adapun kalau ada pejabat yang masih merasa terkendala dengan kebijakan baru ini dalam melakukan aktifitas kerjanya….ya silahkan mundur atau dipecat saja! ( itu namanya manja dan pingin enaknya saja ).


2.       Batasi pemakaian konsumsi BBM kendaraan baik itu mobil ataupun motor yang dimiliki oleh wajib pajak sesuai porsi spesifikasinya bisa berdasarkan tahun produksi ataupun kapasitas silinder mesinnya ; misalkan : Mobil 1500cc keatas harus memakai BBM Premium harga non subsidi ataumemakai Pertamax dengan harga subsidi. Mobil tersebut diberi batasan pemakaian konsumsi BBM untuk perbulannya misalkan 150 liter ; maka untuk pemakaian melebihi batas konsumsi akan dikenakan harga tertinggi ( harga non subsidi ). Demikian juga batasan konsumsi untuk sepeda motor dan kendaraan angkutan umum . Eiit…..Jangan bilang susah caranya yaaa…., karena negeri ini banyak orang pinter kalau cuman untuk membuat tools ini ! ( kuncinya : SAMSAT & SPBU).


Dalam pemikiranku : Jika ini bisa berjalan , maka kita bisa mengetahui jumlah dan individu siapa saja yang memiliki kendaraan baik itu roda 4 atau lebih maupun motor ; pendapatan pajaknya berikut pajak tambahan ( pajak progressif ) ; mengetahui berapa jumlah konsumsi BBM , mengetahui dampak polusi , gambaran kemacetan , dll.

3.       Memberdayakan sumber bahan bakar alternative sekaligus pemakaiannya sebagai pengganti bahan bakar fosil ; dan melakukan peningkatan skill eksplorasi sehingga bisa mengurangi dan atau mengambil-alih kontraktor asing yang mengambil/mendapat jatah  30% BBM yang dihasilkan dari bumi Indonesia selama ini ( di pemikiranku : ini sangat rawan akan manipulasi data actual berapa total yang berhasil mereka eksplorasi per harinya ??).


4.       Berusaha meningkatan pendapatan perekonomian perkapita rakyat Indonesia sehingga bisa lebih sejahtera dan lebih bersaing dengan bangsa lain.

Mungkin hanya itu pemikiranku dalam mengkaji soal gonjang-ganjingnya BBM di tanah air tercinta ini ; Semoga bisa bermanfaat….semua kupersembahkan untuk Negeriku tercinta ini….