Sabtu, 26 Februari 2011

Kelebihan Syetan daripada Manusia



Kali ini adalah tulisan yang ringan-ringan saja, namun cukup penting untuk diketahui dan diperhatikan. Semoga kita semua yang selama ini merasa sebagai manusia yang cenderung nyata-nyata merasa sebagai makhlukNya yang paling mulia dan paling sempurna ini bisa mengambil hikmah , dan perhatian khusus terhadap hal ini.

Tahukah Anda bahwa tanpa disadari ( atau malah disadari tapi kita merasa lemah tak berdaya ? ) , kita sebagai manusia ini ternyata memiliki kelemahan yang sama sekali tak dimiliki oleh musuh kita yaitu syetan. Sehingga ada beberapa hal yang menyebabkan syetan itu lebih unggul daripada manusia pada umumnya ; yaitu :

1. Pantang menyerah
Setan tidak akan pernah menyerah selama keinginannya untuk menggoda manusia belum tercapai. Sedangkan manusia banyak yang mudah menyerah dan malah sering mengeluh.

2. Selalu Berusaha
Setan akan mencari cara apapun untuk menggoda manusia dan agar tujuannya tercapai, selalu kreatif dan penuh ide. Sedangkan manusia ingin enaknya saja, banyak yang malas.

3. Konsisten
Setan dari mulai diciptakan tetap konsisten pada pekerjaanya, tak pernah mengeluh dan berputus asa. Sedangkan manusia banyak yang mengeluhkan pekerjaannya, padahal banyak manusia lain yang masih ngaggur.

4. Solider
Sesama setan tidak pernah saling menyakiti, bahkan selalu bekerjasama untuk menggoda manusia. Sedangkan manusia, jangankan peduli terhadap sesama, kebanyakan malah saling bunuh dan menyakiti.

5. Jenius
Setan itu paling pintar mencari cara agar manusia tergoda. Sedangkan manusia banyak yang tidak kreatif, bahkan banyak yang jadi peniru dan plagiat.

6. Tanpa Pamrih
Setan itu bekerja 24 Jam tanpa mengharapkan imbalan apapun. Sedangkan manusia, apapun harus dibayar.

7. Suka berteman
Setan adalah mahluk yang selalu ingin berteman, berteman agar banyak temannya di neraka kelak. Sedangkan manusia banyak yang lebih memilih mementingkan diri-sendiri dan egois.


Sekali lagi semoga tulisan ringan ini berguna bagi kita semua.....

Rabu, 23 Februari 2011

Sesungguhnya Orang Yang Berakal-lah Yang Dapat Menerima Pelajaran

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar".   (Q.S. Fushshilat [41]: 53).

Allah SWT hadir di mana-mana, segala sesuatu yang nampak jelas – baik yang mampu dijangkau oleh mata maupun tidak – merupakan bukti keberadaanNya. Betapa alam raya ini tidak akan dapat terwujud apalagi dengan segala keindahan, keserasian, dan keharmonisannya, tanpa kehadiran-Nya. Dia telah menunjukkan kepada kita kerajaan dan kekuasaan-Nya, dengan membentangkan ayat-ayatNya di segala penjuru. Segala sesuatu yang diciptakanNya – walau bisu sekalipun – adalah hujjah yang berbicara tentang wujudNya. Walau mata tidak dapat melihatNya, tetapi Dia berada di balik setiap ciptaanNya. Memang, Allah yang memiliki nama agung al Bathin, Yang tersembunyi hakikat, Dzat, dan sifatNya, namun sifat ini bukan menunjukkan sesuatu yang tidak jelas, tetapi justru karena Dia demikian jelas sehingga mata dan pikiran seringkali silau bahkan tumpul. Imam al Ghazali menulis, “KetersembunyianNya disebabkan oleh kejelasanNya yang luar biasa, dan kejelasanNya yang luar biasa disebabkan oleh ketersembunyianNya. CahayaNya adalah tirai cahayaNya, karena semua yang melampaui batas akan berakibat sesuatu yang bertentangan dengannya.”
Ayat-ayatNya yakni bukti-bukti, tanda-tanda wujud dan keesaanNya terhampar di mana-mana. Ia tertuang dalam kitab suciNya, juga terhampar di alam raya yang merupakan ciptaanNya. Yang terhampar itu, ada yang ditemukan pada diri manusia, secara individu atau kolektif, dan ada juga pada benda-benda, atau peristiwa, alam dan masyarakat.
Ayat-ayatNya menunjukkan bahwa Allah wujud dan ”berada” di mana-mana. Ayat ayat itu mampu membimbing manusia untuk mencapai puncak evolusinya dan melaksanakan tugas-tugasNya sebagai hamba Allah dan khalifah dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Ayat-ayatNya merupakan pelajaran berharga bagi yang mau memperhatikannya, sekaligus dapat menjadi siksa bagi yang mengabaikannya. Bahkan, ayat-ayatNya dapat juga menjadi sarana latihan olah jiwa, yang pada akhirnya mampu  menggerakkan pemerhatinya, meluas melampaui alam fisika, masuk ke alam metafisika dan merasakan kenikmatan alam pikiran dan ruhani yang bersih. Ayat-ayat atau tanda-tanda Allah sangat jelas dan sesuai dengan semua tingkatan pemikiran manusia. Ia sangat rapi dan siap untuk difahami oleh setiap hambaNya.
Pernah baca , Newton (1642-1727 M.) yang menemukan gaya grafitasi melalui renungannya setelah dia melihat buah apel yang jatuh tidak jauh dari tempat duduknya. Sebelumnya, Archimedes (212-287 M.), ahli matematika Yunani kuno kebingungan apakah mahkota Raja Hieron murni atau telah dicampur oleh sang pandai emas dengan bahan-bahan selain emas? Akhirnya ia pun menemukan jawabannya ketika sedang berendam mandi. Ide tentang apa yang kemudian dinamai berat jenis ditemukannya ketika itu, demikian dan masih banyak lagi. Akan tetapi, apakah ini hanya suatu kebetulan atau itu adalah contoh hidayah Tuhan yang dianugerahkanNya kepada mereka yang berjalan dengan giat dan tekun menelusuri hukum-hukum (sunnatullah) yang ditetapkanNya? Sepertinya demikian.
Memang, untuk memperhatikan ayat-ayatNya tidak hanya dengan kecerdasan berfikir (IQ) saja, melainkan juga dengan kecerdasan spiritual (SQ), dan emosional (EQ), atau mata hati. Tanpa keterlibatan kecerdasan emosional dan spiritual, tanda-tanda Allah tersebut tidak akan terjangkau, persis seperti seseorang yang akan menikmati merdunya musik, dengan menggunakan kedua matanya sambil menutup kedua telinganya.
Namun, trio kecerdasan tadi masih belum cukup untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat. Siapa yang meragukan Fir’aun tidak mempunyai SQ tinggi, Qorun tidak memiliki EQ tinggi dan Haman tidak memiliki IQ yang tinggi? Datanglah Anda ke Mesir, di sana terdapat peninggalan mereka bertiga misalnya pyramid dan situs Luxor. Maka anda akan mengira betapa cerdasnya mereka! Siapa bilang Fir’aun tidak mengenal SQ? Bila SQ berhubungan dengan ketuhanan, maka Fir’aun bukan hanya membicarakannya, tapi ia mengaku bahwa dirinyalah Tuhan. Jika SQ berhubungan dengan makna hidup seperti dikatakan oleh Zohar dan Marshall, bahwa jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain, maka apa yang tidak dimiliki oleh Fir’aun?
Bahkan, ada yang berpendapat Fir’aun membangun pyramid sebagai pemakaman untuk dirinya, beserta hartanya sebagai bekal di alam abadi. Artinya, ia menyadari ada dunia lain setelah alam dunia. Tetapi ia tetap sombong, "Dan berkata Fir’aun, ’Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui ilah bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat ilah Musa, dan sesungguhnya aku yakin bahwa dia adalah termasuk orang-orang pendusta "(Q.S. Al Qashash [28]: 38).
Siapa bilang Haman tidak memiliki IQ? Untuk membuat pyramid semegah itu, tanpa menggunakan peralatan canggih seperti sekarang, tentu butuh IQ yang superior, atau bahkan jenius. Tanpa visualisasi dan hitungan yang jitu, pyramid tersebut pasti runtuh, tidak bertahan lama . Namun, hingga sekarang pyramid itu masih kokoh berdiri.
Siapa bilang Qorun tidak mempunyai EQ? Tanpa kecerdasannya dalam berhubungan dengan manusia, mana mungkin dia bisa menjadi konglomerat, yang memiliki kekuasaan dan bisa bersanding duduk sejajar dengan Fir’aun. Tentu saja ia memiliki kemampuan interpersonal yang tinggi.
"Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata kepada Fir’aun, Haman dan Qorun; maka mereka berkata, ”(ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta”. (Q.S. Al Mukmin [40]: 24).
Lalu apa yang kurang pada Fir’aun, Haman dan Qorun? Kekurangan mereka cuma satu, yaitu tidak mengikuti tuntunan wahyu dari Allah yang dibawa oleh Nabi Musa as hingga akhirnya mereka pun dibinasakan oleh Allah.
"Aku akan memalingkan dari ayat-ayatKu orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaanKu. Mereka jika melihat setiap ayat-ayatKu, mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai daripadanya" (Q.S Al Araaf [7]: 146).
Ayat di atas merupakan peringatan bagi setiap mereka yang sombong, bahwa Allah akan memalingkan mereka dari kebenaran ayat-ayatNya, baik yang terhampar di alam raya, maupun yang termaktub dalam Alqur’an. Dengan demikian, walau seandainya mereka melihat ayat-ayat tersebut dengan pandangan mata atau mengetahuinya dengan nalar, tetap tidak akan mampu mengantarnya memahami makna, fungsi, dan tujuan hidup dalam pentas sandiwara dunia ini.
Allah itu ada di mana-mana, memenuhi setiap ruang semesta ini karena kebesaran dan keagungan dzatNya. Kita dapat menemukan tanda-tandaNya kemanapun kita melangkah, ke arah manapun kita memandang. Jika seseorang tidak menemukanNya, maka itu berarti mata hatinya buta, sehingga tidak melihatNya. Telinganya tuli sehingga tidak mendengarNya. Mulutnya pun bisu sehingga tidak bertanya atau bermohon kepadaNya, Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.  Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Q.S. Al A’raaf [7]: 179).
Memikirkan dan merenungkan ayat-ayat Allah, jika dilakukan bersamaan dengan kesadaran tentang kuasaNya, dapat membawa hasil yang sangat mengagumkan. Cobalah tinggalkan sejenak kesibukan dan hiruk pikuk kegiatan, dan mengarahlah kepadaNya, Niscaya Anda akan menemukanNya lalu yakinlah bahwa Dia akan memberi petunjuk kepada apa yang Anda harapkan.
Semoga tulisan ini bermanfaat.

Senin, 21 Februari 2011

Beberapa Fakta......

Tulisan ini merupakan penumpahan apa yang pernah kualami sebagai penulis blog yang menggali sesuatu untuk sekedar bahan tulisannya di dunia nyata ini :

1. Pernah kubertanya kepada seorang anak yang berprofesi sebagai pengemis ( kira-kira seumur siswa SD ), " Mengapa Kalian tak meninggalkan pekerjaan menjadi pengemis ?, bukankah seumur kalian ini perlu sekolah ? "
Dan inilah jawaban mereka :
" Kalo saya tidak mengemis, bisa dimarahi oleh bapak dan ibu...Oomm "
" Kalo saya lebih suka menjadi pengemis daripada sekolah, gak perlu mikir, tapi bisa dapat uang, seperti yang diajarkan bapak dan ibu "
" Kata bapak, jadi pengemis itu dapat uangnya lebih banyak daripada bekerja dipabrik, gak perlu sekolah lagi...enak khan ?  "
" Sekolah itu perlu biaya, capek,perlu mikir dan belajar, tidak dapat uang; kalau jadi pengemis...tiap hari bisa dapat uang "

2. Pernah kubertanya kepada seorang PKL jualan Sate di Gasibu : " Katanya PKL akan direlokasi, tapi PKL menolak keras, mengapa Pak ? "
Dan jawaban mereka :
" Kalau dagang Sate disini kami bisa dapat omset keuntungan 5juta rupiah perhari bila rame ; namun kalau ditempat relokasi; kami hanya dapat keuntungan  500 ribu sampai 1 juta rupiah tiap harinya; coba saja Mas pilih yang mana ? "
" Jualan disini pasti rame dan beruntung , namun jika berjualan disana, gak kebayang ada yang mau beli atau tidak "
" Jelas kita tolak relokasi, karena disini lebih beruntung meski pada dasarnya memang melanggar peraturan, bikin semrawut,sampah, dan lain-lain "

3.Pernah kubertanya kepada sopir angkot yang nge-tem di perempatan. " Mengapa mesti lama nge-tem ? ; bukankah itu ada larangannya ?, dan bukankah nge-tem bikin macet lalu -lintas didaerah ini ? "
Dan jawabannya adalah sebagai berikut :
" Masa bodo dengan aturan itu, yang penting dapat penumpang banyak "
Ada yang menjawabnya dengan pentelengan mata dan mimik tak suka.
" Kalau gak nge-tem gak dapat duit tuk nutup setoran Mas..."
" Sing penting dapat uang banyak Pak, peduli amat dengan yang lainnya "

4. Pernah kubertanya pada kusir delman ; " Pak kenapa kudanya gak diberi kantong, supaya tahinya gak berceceran di jalan ? "
Dan jawabannya adalah :
" Biarin saja " sambil meringis
" khan sudah ada bagian kebersihan dikota ini "
" Biar gak repot-repot lagi ; kalau di beri kantong, mesti masang kantong, terus mesti buang tahi kudanya segala "

Demikian tulisan pendek ini , nantikan tulisan selanjutnya.....; dan silahkan beri komentar Anda akan tulisan ini...


Kamis, 17 Februari 2011

Kemiskinan dan Kemalasan

Hari ini Kamis,17 Februari 2011, aku baca koran , dan dihalaman Tribun Forum ada tulisan yang disajikan sangat baik gaya bahasa penulisannya oleh TANDI SKOBER (Pengarang dan Dewan Penasehat Inonesia Police Watch ) dengan judul : Miskin Itu Indah, Indonesia (?)
Tulisannya menarik, karena diawali dengan cerita atau kupasan berita tentang kemiskinan negeri ini ; dan juga dibunbui dengan data statistik yang menyebutkan bahwa rakyat indonesia hasil sensus 2010 sebanyak 237,56juta jiwa dengan pertumbuhan per tahun 1,49% ; dan disebutkan juga bahwa konsumsi beras per tahun per kapita adalah 139,15kg, dan diperkirakan bahwa untuk beras masih ada surplus 5,6juta ton pada tahun ini.
Diparagraf yang lain juga disebutkan bahwa menurut Bank Dunia , parameter kemiskinan absolut (extreme poverty line) adalah US$1/hari dan moderate poverty line sebesar US$2/hari artinya astu keluarga dengan 2 orang anak dikatakan miskin jika penghasilannya kurang dari Rp.1.128.000,-/bulan.
Dari pengalaman yang sudah-sudah dalam menulis di blog , dengan mengikuti , mendengarkan, dan melihat ; rasanya ada yang perlu dibenahi. Tahukah Anda bila orang atau pengemis yang ada diperempatan jalan yang biasa dibenak kita kita anggap sebagai simbol kemiskinan ,pada dasarnya mereka bukan miskin secara sungguhan, namun karena semata kemalasan dalam melakukan pekerjaan. Mohon maaf bila terkesan seperti itu , hal itu karena aku pernah menelisiknya, dan beberapa cerita  hasil telisikku pernah aku tuangkan dalam tulisan di blogku , namun yang teringat saja adalah sebagai berikut : (fenomena yang pernah kulihat ,kudengar, dan temui langsung ) :
- Aku pernah melihat sekeluarga pengemis sedang makan siang di bawah patung sepatu di perempatan Leuwipanjang - Cibaduyut , mereka makan nasi bungkusan ( nasi Padang ) yang barusan mereka beli, dan kulihat mereka ada yang pakai rendang , usus , ikan nila ,dan lain-lain ; dan mungkin karena saat menunggu beli nasi agak lama,maka salah satu diantara anak mereka yang sepantaran anak SMP , asyik lagi utak-atik dan anteng dengan HPnya ( FB-an kali....) , mereka ada berlima , bapak,ibu, dan tiga orang anaknya. Kepikir dibenakku  " gila men.....makannya nasi padang , andai sebungkus Rp.8000,- berati sekali makan sudah Rp.40.000,- ) belum sama minumannya yang kulihat ada aqua botol plastik, ale-ale,fresh tea ....
- Diperempatan yang sama juga pernah kuberteduh, karena disitu ada si anak yang mengemis , maka aku ajak juga bincang-bincang , dan inilah hasilnya : mereka mulai kerja dari jam 6 pagi sampai jam 7 malam ; penghasilan si anak rata-rata Rp.50.000,- /hari , dan sejelek-jeleknya masih bisa mengantongi Rp.30.000,-/hari ; mereka ( anak-anak) lebih piawai menghasilkan uang dari mengemis daripada ortunya yang mengemis yang rata-rata hanya dapat Rp.30.000,-/hari ; oleh sebab itu ortunya pada akhirnya lebih suka mengerjakan anak-anaknya untuk menjadi mengemis,bahkan melarang anaknya untuk bersekolah!. ( dihitunganku rata-rata mereka berlima bisa meraup Rp.150.000,- per hari jadi jika sebulan penghasilan mereka bisa Rp. 4,5jt )
- diperempatan tersebut pula ada pengemis (pemuda) yang kakinya ditekuk dalam celana panjangnya sehingga seperti pengemis buntung kaki ; dan menurut si anak-anak itu , penghasilan si buntung masih kalah dengan penghasilan mereka.( pernah kulihat pula si buntung dihardik oleh seorang Polisi, tapi si buntung hanya cengar-cengir , dan juga pernah kulihat si buntung memalingkan muka ketika ditegur seorang ibu-ibu yang sudah sepuh tapi masih ulet berjualan yoghurt dengan tas yang cukup berat untuk disandangnya)
- juga kutanya , kenapa semakin lama semakin banyak jumlah pengemisnya? , mereka menjawab : untuk pengemis baru di area ladang mereka, dikenakan konstribusi sebesar Rp.10.000,-/hari selama 3 bulan weiii....repot juga jadi pengemis...???  ; mereka spontan menjawab enggaklah Pak....dhuit  Rp.10.000,- sangat kecil dan mudah didapat kalo dari mengemis...!; dan ternyata mereka ada semacam kelompok atau paguyubannya.
- Disisi lain aku juga pernah menulis tentang seorang teman pesepada ( sudah tua ) yang hidupnya dari mencari logam ( paku,mur,baut,dll , terutama beliau lebih suka mencabutin paku dari bekas reklame di pohon-pohon penghijauan ), kerjanya tiap hari keliling Bandung sambil mengais logam , dimana hasilnya dijual dengan harga Rp.2000,-/kg  ; dan ketika itu aku bertanya berapa penghasilan rata-rata per harinya , dan beliau menjawab Rp.6000,-/hari-nya )....yang ini menyedihkan sekali ceritanya.
-Disisi lain aku juga punya teman yang karena di PHK dari pabrik, terus kerja sebagai karyawan harian di sebuah pabrik tekstil di Kabupaten Bandung, dan hanya menerima gaji Rp.17.500,-/hari plus makan satu kali.
...dan yang ini sangat tragis sekali.
- Disisi lain , karena aku  sering berkunjung dari pabrik-ke pabrik berkaitan dengan kerjaku sebagai seorang QC , aku selalu menyempatkan bincang-bincang dengan karyawan grade 1 dipabrik tersebut , dan hanya 40% ternyata perusahaan yang mampu membayar mereka sesuai UMR yang berlaku.......wualaah...yang ini juga menyedihkan.
- Disisi lain kalau aku perlu tenaga kasar untuk meremove barang , kadangkala aku mencari tukang becak yang sering terlihat nganggur dibangku becaknya, ketika kutawari kerjaan yang menurutku hanya butuh waktu 2 jam dan kuberi Rp.30.000,- ; mereka banyak yang menolak! , yang ini kadang menjengkelkan...mereka merasa mendingan nganggur tiduran dibangku becak daripada angkat-angkat barang selama 2 jam cuman dapat Rp.30.000,- !.
- Dikompleks perumahan dimana aku tinggal, tukang sampah yang biasa mengambil sampah, diberi tambahan pekerjaan nyapu halaman rumah paling lama 30 menit  dan itu 2-3 hari sekali, diberi tambahan Rp. 50.000,- ....eee...kerjanya males-malesan ; uangnya mau nerima atau minta duluan, tapi kerjanya wualaaahhh....
Itulah fenomena yang aku rasakan...aku temui....; lantas bila dikaitkan dengan kemiskinan....bagaimana ya mengungkapkan dengan kata-kata yang pas dan enak di cerna untuk menyebutnya sebagai sesuatu yang salah, suatu kemalasan!
Dan memang sich seperti temanku yang pesepeda dan yang sempat diPHK terus kerja sebagai karyawan harian tidak bisa ( dan aku tidak rela )bila  dikatakan malas. Dan menurutku sendiri....sebenarnya mereka yang miskin dan layak dikatakan miskin apabila mereka telah bekerja secara mulia, namun penghasilannya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, apalagi yang sudah berkeluarga. Mereka itu kebanyakan adalah karyawan perusahaan, atau karyawan pabrik yang gaji per bulan-nya masih dibawah UMR. Dan jika Anda menjalani atau jadi seperti mereka yang pendapatannya dibawah UMR atau sama dengan UMR...aku yakin Anda akan pusing kepala mengelolanya!
Rasanya bila melihat negeri ini....tak seharusnya mereka ada dan dikatakan miskin atau sebagai pendongkrak semakin besarnya angka kemiskinan. Dan aku bertanya dalam hati ....siapa kelak pemimpin negeri ini yang mampu mengubah itu semua ???
Dan Tangan yang Diatas lebih baik daripada Tangan Yang Dibawah ; dan bekerja secara mulia dan hormat meskipun kecil dan minim penghasilannya untuk mencukupi kebutuhan hidup tetap lebih baik daripada mengemis .....
Semoga tulisan ini bermanfaat.....



Minggu, 06 Februari 2011

AJARAN AHMADIYAH DALAM PANDANGAN AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH


Akhir-akhir ini dinegeriku yang tercinta ini diwarnai adanya pertengkaran seru antara kaum muslimin dengan kaum”yang juga mengaku muslimin” dari golongan jamaah Ahmaduyah ; dimana dalam pertengkaran tersebut sudah tak ternilai jiwa dan materi yang jadi korbannya. Dalam pertengkaran tersebut , maka banyak yang pro dan kontra diantara kedua belah pihak, ada yang mengatasnamakan HAM maka hal tersebut tidak layak untuk dipertengkarkan apalagi sampai mengorbanka jiwa dan materi ; ada yang mengatasnamakan NASIONALIS DEMOKRASI yang menganggap bahwa jamaah Ahmadiyah itu di era pluralisme adalah sah-sah saja untuk hidup berbarengan di negeri tercinta ini (Pluralisme sering diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama, kebudayaan, peradaban ,dan lain-lain ) ; ada yang mengatasnamakan POLITIK dan PENGUASA yang hanya menginginkan kebaikan dengan menarik simpattisan agar kedudukannya kokoh ; ada yang mengatasnamakan ALUSSUNNAH WAL JAMAAH yang menganggap bahwa jamaah Ahmadiyah itu melenceng dari ajaran Islam ; namun juga banyak golongan  EGP yang gak tahu-menahu tentang pertikaian tersebut, dan lebih asyik dengan mengurusi masalah kehidupannya sendiri. Kiranya bila kita menginginkan jalan yang terbaik yaachhh….mau tak mau memang harus “menyadari diri sepenuhnya” dan tak bisa merasa dan berpikir paling benar ; Kita harus duduk bareng, kita telaah satu-persatu permasalahannya , dan bila setelah penjabaran itu didapat kesimpulan yang merupakan vonis yang menyatakan bahwa Jamaah Ahmadiyah memang tergolong sesat dan terlarang , ya memang sebaiknya para pengikutnya nerimo legowo dan membubarkan diri, kembali kepada fitrahnya dimasyarakat , dan mayarakat diharapkan juga mau menerima mereka dan memperlakukannya dengan baik; NAMUN bila ternyata dari hasil investigasi ternyata didapat kesimpulan bahwa Jamaah Ahmadiyah tersebut bukanlah suatu aliran sesat yang memelencengkan ajaran Islam, ya harapannya semua pihak mau menerima keberadaan Jamaah Ahmadiyah sebagai bagian keragaman dan kekayaan dinegeri tercinta ini. Kesimpulan awal saja sebagai pembuka adalah : “ Bila kita mendirikan suatu ajaran,aliran dan kelompok; dimana mendapatkan respon yang negative dari yang kita harapkan, berarti ada suatu kesalahan yang perlu di koreksi “ ; untuk yang lain-lainnya , kiranya kita perlu memperdalam pengetahuan kita tentang Jamaah Ahmadiyah itu sebenarnya seperti apa…..; dan berikut ini ada tulisan yang sedikit menjabarkan apa itu jamaah ahmadiyah.
Sejarah Faham Ahmadiyah
Faham Ahmadiyah pertama kali muncul di Qadiyan, India (sekarang Pakistan). Faham ini dideklarasikan oleh pendirinya bernama Mirza Ghulam Ahmad 1836-1908 M yang lahir di tengah-tengah kaum Syi’ah Islamiyah di punjab kawasan Pakistan sekarang. Tahun 1890 Mirza Ghulam Ahmad (54 Th) mendakwahkan bahwa ia adalah seorang nabi sesudah nabi Muhammad Saw., atau nabi akhir zaman disamping mengaku Imam Mahdi al Ma’uhud atau titisan nabi Isa as, mujaddid dan juru selamat.
Sebagaimana disinggung di atas, bahwa Mirza Ghulam Ahmad dilahirkan ditengah masyarakat penganut faham Syi’ah yang meyakini akan datangnya Imam Mahdi yang ‘adil yang akan membawa keadilan dan kedamaian untuk seluruh umat manusia. Kaum Syi’ah memang berpandangan bahwa kenabian dan kerasulan belum putus, mereka meyakini bahwa imam-imam mereka dianggap masih menerima wahyu dari Tuhan. Mirza Ghulam Ahmad bertindak lebih jauh dia bukan hanya mengaku sebagai Imam Mahdi al ma’uhud namun juga sebagai nabi yang benar-benar mendapat wahyu dari Tuhan.
Karena itu, Mirza Ghulam Ahmad bukan saja ditentang oleh kaum ahlusunnah wal jama’ah di seluruh dunia, tetapi juga oleh ulama-ulama Syi’ah yang berada di pakistan, Iran dan Yaman. Oleh karenanya Mirza Ghulam Ahmad akhirnya juga melawan dan menghantam pula kaum Syi’ah. Sebagaimana termaktub dalam buku-buku karyanya yang mengejek dan mengolok kaum syi’ah serta melecehkan cucu nabi Hasan dan Husen ra.
Ulama-ulama seluruh dunia pada saat itu telah mengeluarkan fatwa bahwa Mirza Ghulam Ahmad tidak lagi dalam lingkungan umat Islam karena dakwaannya sebagai nabi setelah nabi Muhammad Saw. yang terang-terang menentang sebuah ayat dalam al-Qur’an suci yang mengatakan bahwa nabi Muhammad khataminnabiyyin (penutup para nabi).
Berikut ini beberapa ulama di India yang menolak faham ahmadiyah :
- Maulana Muhammad Anwarullah Khan.
- Maulana Abul Hasan Gulam Mustahafa.
- Maulana Azizurrahman seorang mufti universitas Darul Ulum Dionband.
Akan tetapi kerajaan Inggris yang saat itu menguasai India menyokong gerakakan Ahmadiyah ini, karena diantara fatwanya ada yang sangat disukai oleh penjajah Inggris ketika itu, yaitu : jihad dalam Islam bukan dengan senjata, akan tetapi dengan lisan saja. Oleh karenanya fatwa ini sangat disukai oleh Inggris yang tengah menjajah India saat itu.
Di Indonesia sendiri faham ini mulai muncul sesudah perang dunia pertama, sehingga terdapat cabang-cabang gerakan Ahmadiayah di Jakarta, di Medan, di Padang dan lain-lain. Tapi faham ini di Indosneia kurang mendapat tanggapan dari masyarakat karena terus menerus ditentang oleh ulama-ulama Islam, khususnya ulama ahlussunnah wal jamaah.
Beberapa Ajaran Ahmadiyah yang Kontroversial
a. Seorang nabi dan rasul.
Dalam buku “Haqiqatul wahyi” halaman 391 Mirza Ghulam Ahmad berkata :“Bahwasanya Saya Rasul Tuhan kepada seluruh manusia” . ucapan diatas merupakan pengakuan Mirza Ghulam Ahmad yang mendakwakan dirinya adalah seorang nabi dan rasul sesudah nabi muhammad Saw. kemudia dalam buku “Izzatul Auhan” pagina 673, Mirza Ghulam Ahmad berkata :”Sayalah yang dikabarkan Tuhan dengan firman-Nya di dalam al-Qur’an :
واذقال عيسى ابن مريم يا بنى اسرائيل انى رسول الله اليكم مصدقا لما بين يدي من التوراة ومبشرا برسول يأتى من بعدى إسمه أحمد, فلما جاءهم با لبينات قالوا هذا سحر مبين
Artinya : Dan ketika Isa anak maryam berkata, hai bani Israil! Sesungguhnya aku ini utusan Allah untukmu, membenarkan wahyu sebelum aku, yaitu Taurat dan menyampaikan berita gembira akan kedatangan seorang Rasul kemudian namanya Ahmad, tetapi setelah Rasul itu datang kepada mereka dengan bukti yang nyata, mereka berkata : inilah tukang sihir yang nyata” (As Saf :6)
Dengan jelas Mirza Ghulam Ahmad telah memberikan interpertasi ayat diatas bahwa yang dimaksud dalam lafadz “minba’dii ismuhu Ahmad” adalah Mirza Ghulam Ahmad karena namanya adalah Ahmad. Sementara kelompok Ahlusunnah wal jama’ah berinterpertasi yang dimakdud pada ayat diatas adalah Muhammad Saw., Ahmad adalah nama pemberian Allah Swt.
b. Mirza sebagai al-masih al-mau’hud.
Mirza Ghulam Ahmad selain mendakwakan bahwa dirinya seorang nabi dan Rasul juga mengaku bahwa dirinya adalah Isa yang dijanjikan akan datang, yakni dirinya sendiri.
c. Anak dan khalifahnya Menerima wahyu
Bukan saja Mirza Ghulam Ahmad yang telah mengaku mendapatkan wahyu dari Tuhan anak dan khalifahnya juga mengaku menerima wahyu dari sang khaliq. Dalam sebuah buku “pengantar untuk mempelajari Al Qur’an” jilid III, pagina 76 disebutkan :…pada saat itu Tuhan menurunkan wahyu kepadaku, bahwa Tuhan akan melindungi dan memeliharaku dan memberikanku kemenangan dan akan menghancurkan mereka”. (dikeluarkan Yayasan Wisma Damai Bandung 1968).
d. Menyempurnakan syari’at Islam
Majalah Universitas “Al Azhar” Kairo tertanggal 1 Pebruari 1957 memuat pernyataan keyakinan Mirza Ghulam Ahmad sebagai penyempurna ajaran Islam yang dibawa Rasul Muhammad Saw. Ia berpandangan Islam sebagai sebuah ajaran belumlah sempurna, karena itu ia diutus untuk menyempurnakannya. Mereka mengibaratkan Rasulululah hilal (bulan sabit) sementara Mirza GA badar (bulan purnama). Sebagaimana tertera dalam bendera Ahmadiyah :-Hilal (bulan sabit) –Badar (bulan purnama)–Menara.
e. Lebih mulya dari Abu Bakar dan nabi-nabi serta pernah bermimpi menjadi Tuhan
Mirza Ghulam Ahmad dalam bukunya “Mi’yarul Akhyar” berkata : “Saya lebih mulia dari Abu Bakar dan dari pada Nabi-nabi”. (Mi’yarul Akhyar hal, 11)
Tentang kesaksiannya bahwa dirinya pernah bermimpi menjadi Tuhan sebagaimana termaktub dalam “Ayinah Kamalat Islam” yang berbunyi :
“Saya mimpi bahwa saya adalah Tuhan, dan meyakini bahwa saya benar-benar Allah, dan terkhotarlah dalam hati saya ketika itu akan memperbaiki dunia ini dengan suatu peraturan baru, akan saya atur dengan undang-undang baru. Artinya saya jadikan langit dan bumi dengan situasi baru”. (Ayinah Kamalat Islam pagina 564-565).
Pandangan Ahlusunnah wal Jama’ah
a) pengakuan Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi dan Rasul ditolak oleh jumhurul ulama, dan dikatakan sebuah kesesatan yang nyata!. Ahlussunnah wal jama’ah memberikan tafsiran surat As Saf : 6 sebagai berikut : bahwa yang dimaksud pada lafal “Ahmad” di ayat tersebut adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin qosoei bin Qilab Alquraisy bukan selainnya! Hal ini diperkuat dengan firman Allah Surat Al Ahzab :40.
ما كان محمد أبا أحد من رجالكم ولكن رسول الله و خاتم النبيين
Artinya : “Nabi Muhammad itu bukan bapak seorang pun diantara anak laki-laki diantara kamu, tetapi beliau Rasulallah dan nabi penutup. Dan Tuhan Maha Tahu Atas segala sesuatu” (al Ahzab :40)
b) pengakuan Mirza Ghulam Ahmad sebagai Al Mahdi Al Mau’hud juga ditolak oleh Ahlussunnah wal jama’ah dan kelompok syi’ah, menurut kepercayan Ahlussunnah wal jama’ah bahwa nabi Isa As tidak dapat disalib oleh musuh dan yang disalip adalah orang yang diserupakan dengan nabi Isa As. Dan pengakuan tersebut juga bertentangan dengan Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Sebagai berikut :
عن أبى هريرة رضى الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسام : والذي نفسى بيده ليوشكن أن ينزل فيكم ابن مريم حكما عدلا فيكسر الصليب ويقتل الحنزير ويصنع الحرب ويفيض الدمع حتى لايقبله أحد. (الحديث رواه البخارى)
Artinya : Dari Abu Hurairah Ra. Berkata, Rasululullah Saw. bersabda :Demi Tuhan yang diriku ditangan-Nya, akan turun Isa ibnu Maryam kepadamu menjadi hakim ‘adil, maka ia memecah salib, membunuh babi, menghentikan peperangan dan melimpahkan harta yang banyak sehingga tak ada lagi yang akan menerimanya. (HR. Bukhori-Sahih Bukhori II hal, 174)
Dari hadits diatas telah jelas bahwa Allah akan menurunkan Isa Ibnu Maryam bukan Mirza GA Ibnu Maryam. Dan juga dijelaskan bahwa Isa akan membunuh sekalian babi dan merusak salib, ia akan menegakkan keadilan dan mensejahterakan umat manusia dalam bentuk melimpahkan harta kekayaannya. Sepanjang sejarah Mirza GA sudahkah melakukan itu?
c) pengakuan Mirza Ghulam Ahmad bahwa ia dan keturunannya menerima wahyu jelas bertentangan dengan ajaran Islam yang suci, karena Rasul Muhammad Saw telah menyatakan bahwa nabi dan kenabian sudah tidak ada lagi setelahnya. Karena wahyu hanya Allah turunkan kepada para nabi dan Rasul-Nya saja, maka dengan tidak adanya nabi lagi maka tidak ada wahyu yang disalahgunakan.
d) pernyataan Mirza Ghulam Ahmad bahwa ia sebagai penyempurna syari’at Islam adalah bertentangan dengan Firman Allah Surat Al Ma’idah : 3 yang artinya :
أليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتى ورضيت لكم الإسلام دينا
“Hari ini telah aku sempurnakan agamamu untukmu, telah aku cukupkan nikmatKu bagimu dan Aku telah meridloi Islam sebagai agamamu”.
e) soal pernyataan Mirza GA bahwa ia lebih mulia dari abu Bakar dan pernah bermimpi menjadi Tuhan jelas sebuah kebohongan yang tidak terbantahkan menurut Ahlusunnah wal jama’ah. Karena Ahlusunnah wal jama’ah meyakini bahwa yang mulia disisi Allah setelah Rasulullah Muhammad Saw. adalah para Rasul-rasul ke mudian para nabi-nabi yang lain sesudah itu para malaikat dan selanjutnya baru manusia. Sementara Mirza GA tidak ada pada deretan nabi dan rasul sehingga tidak terbukti pengakuannya tersebut.

Dari uraian penjabaran diatas , maka ada dari pihak Jamaah Ahmadiyah yang menyatakan bahwa : 1. Mirza Ghulam Ahmad yang  mengaku sebagai Nabi terakhir , melainkan hanya seorang mujaddid yang posisinya tidak bisa disetarakan dengan Nabi atau Rosul. 2. Bhawa kitab Suci dan aturan pandangan hidup mereka tetaplah Al-Quran dan Al- Hadist .3 . Bahea kota suci mereka bukanya Qadian dan Radwah, namun tetap seperti ummat kota suci ummat muslim yaitu Mekkah dan Madinah. 5. Bhawa Jamaah Ahmadiah sendiri terdiri dari 2 golongan yaitu Ahmadiyah Qadian dan Ahmadiyah Lahore dan keduanya tumbuh di Indonesia , dimana  Ahmadiyah Qadian yang dikenal sebagai JAI ( Jamaah Ahmadiyah Indonesia ) yang berpusat di Kemang , Parung , adalah Jamaah Ahmadiyah yang lebih eklussif ( merasa lebih tinggi kedudukannya daripada ummat muslim lainnya sehingga mereka tdk mau sholat jamaah dengan imam yang bukan dari golongannya ; juga tidak mau /menolak sholat jenazah bagi yang bukan dari golongannya , sampai melarang mengkawinkan putrinya dengan yang bukan dari golongannya ) ; sedang jamaah Ahmadiyah Lahore  yang dikenal sebagai  GAI ( Gerakan Ahmadiyah Indonesia )yang berpusat di Baciro – Jogyakarta (Gerakan Ahmadiyah Indonesia (centrum Lahore) pada 10 Desember 1928. Di antara anggota pertama GAI adalah Muhammad Irsyad, Muhammad Sabit, Djojosugito, Muhammad Husni, Muhammad Kafi, Idris L.Latjuba, Hardjosubroto, K.H. Sya’roni, K.H. Abdurrahman, dan R. Supratolo. Organisasi itu selanjutnya, mengajukan permohonan untuk memperoleh badan hukum (Rechtspersoon) pada 28 September 1929, dan mendapat pengakuan sebagai badan hukum dengan putusan pemerintah atau Gouvernements Besluit tanggal 4 April 1930 No. IX (extra Bijvoegsel Jav. Courant 22 April 1930 No. 32). Dalam perkembangan kemudian Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) juga terdaftar pada Departemen Agama tanggal 27 Desember 1963 No. 18/II, dan juga terdaftar dalam Berita Negara RI yang diumumkan pada 28 November 1986 No. 95 lampiran No.35. )
Demikian tulisan ini….., dari sisi aku sendiri aku teingat akan ayatNya : "Hendaklah kamu jadi pemaaf , ajaklah mereka kejalan yang benar , dan jauhilah kebodohan " . Semoga bermanfaat….

Wallahu ‘alam bishowab!

Kamis, 03 Februari 2011

BULOG dan RASKIN...

RASKIN dan BULOG…
Adanya keluh kesah rakyat kecil (RTS=Rumah Tangga Sasaran) sebagai penerima Raskin memang cukup menggelitik untuk sekedar dibuat tulisan ringan didalam Blogku ini ; dan keluhan tersebut biasanya menyangkut mutu beras miskin  yang sangat tidak diharapkan ( kira-kira kayak apa ya raskin yang diharapkan tersebut ? )
Karena Raskin itu termasuk hasil kerja BULOG, maka kiranya perlu kita tahu juga ; Sebenarnya BULOG itu apa ? ; dan disini aku hanya menuliskan sedikit saja tentang BULOG ( karena dulu waktu kuliah sempat ambil mata kuliah Penyimpanan dan pergudangan bahan pangan yang alih-alih dosennya adalah petinggi BULOG dan seringkali kalau memberikan kuliah juga langsung diajak ke gudang BULOG ). Dan setahuku nich…BULOG adalah Badan Usaha Milik Negara yang memiliki kemandirian modal (otonomi )diluar dari APBN yang dikarenakan Sifat usaha dari Perusahaan adalah menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perusahaan. Maksud didirikannya Perusahaan adalah : untuk menyelenggarakan  usaha logistik pangan pokok yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak; dalam hal tertentu melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan Pemerintah dalam pengamanan harga pangan pokok, pengelolaan cadangan pangan Pemerintah dan distribusi pangan pokok kepada golongan masyarakat tertentu, khususnya pangan pokok beras dan pangan pokok lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam rangka ketahanan pangan. Dan Tujuan perusahaan adalah turut serta membangun perekonomian nasional khususnya dalam pembangunan nasional dibidang pangan.
Nah…yang namanya perusahaan yang memiliki otonomi tersendiri tentunya berorientasi profit  untuk kelangsungan kehidupannya. Dan menanggung amanat dari pemerintah untuk menyediakan raskin, maka ada yang mengatakan bahwa 90% kehidupan BULOG akhir-akhir ini tergantung dari kinerjanya menyediakan Raskin tersebut. Jika Pemerintah mematok harga Raskin Rp.4.600,-/kg dimana  nantinya dijual kerakyat yang masuk dalam daftar RTS seharga Rp.1.600,-/kg engan artian Rp.3.000,-nya disubsidi oleh pemerintah, maka secara matematis yang namanya perusahaan dan berorientasi profit; BULOG akan mencari dan menerima beras dari supplier/pemasok dengan harga kurang dari Rp.4.600,-/kg dimana selisih harganya itu nantinya digunakan sebagai pembiayaan operasionalnya ( biaya transportasi, penyimpanan, termasuk gaji karyawan dan sisanya jelas sebagai keuntungan perusahaan ). Kira-kira dari pemikiran pembaca/Anda berapa rupiah BULOG harus mencari dan mendapatkan beras dengan harga yang pas dan layak untuk keperluan Raskin tersebut ? ( ingat ya….90% kehidupan dan kelangsungan BULOG tergantung dari program Raskin ).  Okey ….ambil contoh, BULOG akan mencari beras dengan harga  maksimal Rp.4000/kg dari supplier/pemasok. Nah bila kita melihat dipasaran beras ( toko beras ), harga beras paling murah berapa ? adakah beras yang dijual ditoko beras dengan harga Rp.6.000,- /kg ? , atau beras paling murah dipasaran harganya berapa? , terus mutu berasnya kayak apa ? , atau aku akan bertanya : berapa harga beras yang Anda konsumsi sebagai nasi tiap harinya ?
Fenomena yang terjadi :
Rakyat mengeluh, beras raskin yang dijual dengan harga Rp.1.600,-/kg  ; mutunya sangat jelek…. ( sambil ngelus dada….dikarenakan aku yang biasa mengkonsumsi beras yang dibeli di supermarket dalam kemasan plastic 5kg dengan harga sekitar Rp.43.000,-  atau sekitar  Rp.8.600,-/kg saja berasnya hanya mutu setra,slip…yang begitu gak apek,namun gak putih, gak pulen juga, teksturnya agak keras , gak tahan sehari di magic jar , etc…etc…); memang kadang kalau dijamu-makan di saudara yang kaya yang nasinya dari beras Rojo lele , Mentik Wangi , atau Pandan Wangi…..yaaa….jauh banget mutunya sama nasi yang biasa aku makan sekeluarga dari beras yang biasa aku beli disupermarket tersebut.
Disisi lain lagi bila aku pulang atau berangkat kerja, diperempatan jalan, dimana banyak pengemis, aku sering melihat…mereka makan dari nasi bungkus RM.Padang yang ada didekat perempatan tersebut ; kadangkala juga Warteg yang juga ada disekitar perempatan tersebut ( dapat kulihat jelas , mana bungkusan dan menu antara Nasi dari RM Padang atau Warteg….he he he he….soalnya aku juga pernah selama 4 tahun mengkonsumsi nasi bungkus )
Disisi lain pula sering aku belanja beras ( bila mendesak-kehabisan beras ), dan diwarung kelontong kutemui ibu-ibu warga disekitar kompleks yang mana mereka membeli beras dengan mutu yang lebih baik daripada yang aku beli ( padahal ibu-ibu tersebut terdaftar sebagai penerima Raskin,LPG3kg plus kompornya,dan bantuan subsidi lainnya dari pemerintah )
Disisi lain lagi banyak juga kaum elite atau politisi yang turut mengkritik BULOG dengan Raskinnya ( mungkin hanya ingin mencari populeritas dan simpati rakyat ), namun mereka itu tidak tahu secara persis perilaku rakyat miskin (RTS) yang kadangkala sering berlagak pongah ; atau malah karena mereka juga berpikir bahwa beras Raskin paling tidak seperti beras yang mereka makan bila jadi nasinya….wah bisa nombok, dan bangkrut negeri ini ; atau daripada susah-susah lebih baik pokonya BULOG menyediakan Raskin, tentang rakyat  (RTS ) mau beli atau tidak terserah , yang penting BULOG sudah menyediakan dan sesuai dengan standart spesifikasi beras yang layak dikonsumsi.
Dan walau bagaimanapun tetap tersisa dalam benak ini serangkaian kenyataan dan fenomena yang aku dapati, lantas aku hanya bisa bertanya : Sebenarnya rakyat itu maunya beras raskin yang kayak apa?


Selasa, 01 Februari 2011

Memberhalakan Orang Shalih

Berikut ini ada tulisan yang sangat menarik, sehingga membuatku ingin turut mempostingkan ( Copy Paste )dalam blog-ku ini ; silahkan dibaca ya....

Memberhalakan Orang Shalih


Pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah subhanahuwata’ala, salah satu cara agar kita bisa memahami dan mengamalkan tauhid adalah dengan mengetahui lawannya, yaitu kesyirikan. Seperti yang telah kita ketahui, syirik adalah menyejajarkan segala sesuatu selain Allah dengan Allah dalam hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, yaitu dalam hal Rububiyyah (Perbuatan-perbuatan Allah), ‘Uluhiyyah (Perbuatan hamba dalam rangka beribadah kepada-Nya) dan Asma wa sifat (Nama dan Sifat Allah). Kesyirikan memiliki bentuk yang beraneka macam, dari yang nampak jelas sampai yang tersembunyi. Bahkan seseorang dapat tidak mengenali suatu kesyirikan karena kesamarannya. Untuk itu wajib bagi setiap muslim mempelajari ilmu tauhid secara mendalam sehingga dapat membedakan perkara tauhid dan syirik. Salah satu kesyirikan yang sering terjadi di tengah masyarakat adalah sebagai akibat berlebihan terhadap orang shalih.
Definisi Orang Shalih
Seseorang dikatakan memiliki sifat shalih jika telah menunaikan hak-hak Allah dan hak-hak sesama dengan baik. Yaitu orang yang menjauhi perbuatan kerusakan dan dosa serta menjalankan ketaatan kepada Allah dan bersegera dalam kebaikan[1]. Dan manusia yang paling shalih adalah dari kalangan Rasul dan para Nabi. Secara umum manusia memiliki tiga sikap terhadap orang shalih[2]:
Pertama, orang yang besikap sesuai dengan batasan syari’at yaitu meneladaninya, mencintainya, menghormatinya, loyal kepadanya, membelanya, dan sikap lainnya yang diizinkan oleh syari’at. Dan secara khusus jika orang shalih tersebut adalah seorang Rasul, maka dengan mengambil syari’atnya dan mengikuti jejaknya.
Kedua, bersikap belebihan yaitu menyanjungnya dengan sanjungan yang melampaui batas, membangun dan memberi penerangan terhadap kuburnya, beribadah kepada Allah di sisi kuburnya, tabarruk (mencari berkah) dengan jasad dan peninggalannya, dan lain-lain.
Ketiga, bersikap merendahkan yaitu dengan tidak menunaikan hak-hak orang shalih seperti yang telah disebutkan pada poin pertama.
Dari kedua sikap tersebut, hanya sikap yang pertama yang diizinkan oleh syari’at, dua sikap yang lainnya merupakan sikap yang terlarang. Khususnya sikap berlebihan terhadap orang shalih. Karena hal tersebut dapat mengantarkan seseorang kepada jurang kesyirikan.
Awal Kesyirikan, Akibat dari Sikap Berlebihan Terhadap Orang Shalih
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan mereka (Kaum Nabi Nuh) berkata, “Jangan kamu sekali-kali meninggalkan sesembahan-sesembahan kamu dan (terutama) janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, Suwa, Yaghuts, Ya’quq, maupun Nasr” (QS. Nuh: 23). Ibnu Abbas radliyallaahu ‘anhu berkata dalam menafsirkan ayat yang mulia ini, “Ini adalah nama-nama orang shalih dari kaum Nabi Nuh. Tatkala mereka meninggal, syaitan membisikkan kepada kaum mereka, ‘Dirikanlah patung-patung mereka pada tempat yang pernah diadakan pertemuan di sana, dan namailah patung-patung itu dengan nama-nama mereka.’ Orang-orang itu pun melaksanakan bisikan syaitan tersebut tetapi patung-patung mereka ketika itu belum disembah. Hingga orang-orang yang mendirikan patung itu meninggal dan ilmu agama dilupakan orang, barulah patung-patung tadi disembah”.[3]
Dari riwayat Ibnu Abbas radliyallaahu ‘anhu di atas, telah jelas bahwa pada awalnya kaum Nabi Nuh tidak bermaksud untuk menyembah patung yang meraka buat, melainkan hanya untuk mengenang orang-orang shalih tersebut. Namun pada akhirnya patung tersebut pun disembah. Hal ini menunjukkan haramnya perbuatan berlebihan terhadap orang shalih, yaitu membangun patung untuk mengenang mereka. Karena perbuatan berlebihan terhadap orang shalih tersebut dapat menjadi jalan terwujudnya kesyirikan. Sebagaimana hadits dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya) “Jauhilah oleh kamu sekalian sikap berlebihan, sesungguhnya hancurnya umat sebelum kalian adalah karena berlebihan dalam agama.[4]
Dari Jundub bin Abdillah Al-Bajaly radliyallaahu ‘anhu, dia pernah mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda lima hari sebelum hari wafatnya,“Aku memiliki beberapa saudara dan teman di antara kalian. Dan sesungguhnya aku berlindung kepada Allah dari memiliki kekasih (khalil) di antara kalian. Dan sesungguhnya Allah telah menjadikan diriku sebagai kekasih sebagaimana Dia telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih (khalil). Seandainya aku boleh mengambil kekasih, niscaya aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih. Dan ketahuilah, (sesungguhnya) orang-orang sebelum kalian telah memperlakukan kubur para nabi mereka dan orang-orang shalih di antara mereka sebagaimana masjid. Janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai masjid, sesungguhnya aku melarang kalian melakukan hal itu[5]
Takut Pada Syirik
Jika kita perhatikan keadaan kaum muslimin di sekitar kita, masih banyak di antara mereka yang kurang perhatian terhadap ilmu tauhid, bahkan meremehkannya dengan mengatakan “Buat apa kita belajar tauhid terus, kaum muslimin saat ini sudah bertauhid. Mereka lebih membutuhkan ilmu politik islam dan akhlak.” Padahal kekasih Allah, Nabi Ibrahim, masih berdoa kepada Allah untuk dijauhkan dari kesyirikan. Sebagaimana firman Allah ta’ala (yang artinya) “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.”( QS. Ibrahim 35). Maka bagaimanakah lagi dengan kita, apakah kita mau mengatakan tauhid kita lebih baik dari Nabi Ibrahim?!
Banyak kaum muslimin menyembah orang-orang yang mereka anggap shalih, yaitu dengan menyembah kuburannya, patungnya, berdo’a disisinya, mencari barokah di sisi kuburnya dan bentuk ibadah yang lainnya. Padahal ibadah merupakan perkara yang hanya boleh ditujukkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kalau hal ini diajarkan syari’at, tentu para sahabat akan lebih dahulu melakukannya, yaitu kepada makhluk yang paling shalih, Rasulullah shollahllahu ‘alaihi wasallam. Namun kenyataannya tidak ditemukan satu pun riwayat yang shahih yang menunjukkan hal tersebut. Lantas siapakah yang akan kita ikuti, jika kaum yang diridhai oleh Allah saja (yaitu para sahabat) tidak melakukannya?
Di Manakah Akal Sehat?
Jika kita masih menggunakan akal sehat kita, maka kita akan menyadari bahwa mereka yang menyekutukan Allah subhanahu wa ta’ala, telah melakukan perbuatan yang ditolak oleh akalnya sendiri. Allah subhanahuwata’ala berfirman (yang artinya) “Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhada-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri adalah makhluk yang diciptakan. Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiri pun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan.[6] Pada ayat yang mulia ini, Allah subhanahuwata’ala menunjukkan kelemahan-kelemahan sesembahan yang disembah selain Allah. Pertama, sesembahan tersebut tidak mampu mencipta sebagaimana Allah subhanahuwata’ala mencipta. Maka seandainya ada sesuatu yang dapat mencipta sebagaimana Allah mencipta maka niscaya sesuatu tersebut layak untuk disembah. Namun pada kenyataannya hal tersebut mustahil ada. Karena hanya Allah yang maha Pencipta dan tidak ada yang semisal dengan-Nya. Kedua, sesembahan tersebut merupakan makhluk yang diciptakan. Akal tentu menetapkan bahwa yang mencipta pasti lebih layak disembah daripada yang diciptakan, karena yang mencipta pasti lebih kuasa dari yang dicipta. Dan hanya Allah yang bersifat Maha Pencipta segala sesuatu. Ketiga, sesembahan tersebut tidak mampu menolong orang yang menyembahnya. Dan yang keempat, bahkan sesembahan tersebut tidak mampu untuk menolong diri mereka sendiri. Maka untuk apa kita menyembah sesuatu yang lemah dan tidak kuasa untuk menghilangkan kemudharatan sedikit pun bahkan untuk dirinya sendiri.
Kita berdo’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar dijauhkan dari perbuatan-perbuatan kesyirikan dan memberikan kita taufiq untuk dapat mempelajari tauhid dan mengamalkannya.
Penulis: Abu Kabsyah Ndaru
Artikel www.muslim.or.id