Selasa, 29 November 2011

TENTANG SAHABAT (Secarik kisah sahabat sebagi pelajaran hidup)


Sambil dengerin lagu apiknya Peterpan , jadi teringat seorang sahabat ; tapi....apakah kau pernah dengar lagu sederhana ini , tapi enak didengar dan diresapi liriknya ? :

waktu terasa semakin kelabu
tinggalkan cerita tentang kita
akan tiada lagi kini tawamu
tuk hapuskan semua sepi di hati
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
reff: ada cerita tentang aku dan dia
dan kita bersama saat dulu kala
ada cerita tentang masa yang indah
saat kita berduka, saat kita tertawa
teringat di saat kita tertawa bersama
ceritakan semua tentang kita

he he he....., bicara tentang sahabat atau arti dari seorang sahabat ; mungkin benar juga kata orang : " sahabat yang baik mungkin akan lebih baik dari tetangga kita, atau bahkan mungkin lebih baik dari saudara kita "
Dan aku punya sahabat, dulu pertama kali aku datang ke Bandung , dia adalah teman kost-ku . Karena umurnya jauh banget dibawahku, maka sudah kuanggap adik sendiri. Nasib dan takdir memang membedakan jalan dan rejeki kehidupan , ketika aku baru datang , baru mulai dapat kost, baru mulai awal bekerja di tanah pasundan ini , kehidupan rejekiku memang melebihi dari kehidupan rejekinya yang telah 7th lebih berkarier di perusahaan tekstil.
Sahabatku itu orangnya begitu sederhana , gak neko-neko , sangat religius , dan cenderung takut pada lawan jenisnya. Itu yang aku suka, disamping dia memang ramah dan penurut.
Setiap ada masalah dia selalu mendiskusikan denganku , minta pertimbangan , dan minta solusi yang terbaik. Meski aku bukanlah orang pintar , bukanlah pakar ahli.....namun apapun yang aku sampaikan dia akan patuh menjalankannya ; meski kadang aku hanya memberinya solusi dan tentunya kebebasan bulat baginya untuk memilih solusi dariku atau dari pemikirannya sendiri ; Yeee..... meski dia akan manut dan patuh serta senang akan solusi yang kuberikan, namun aku gak sembarangan saja memberinya solusi tersebut ; aku selalu memikirkan secara fokus termasuk efek2nya bila sahabatku itu menerima dan menjalankan solusi yang aku berikan.
Pernah suatu saat dimana nasib mujur tak berpihak padanya : dia di PHK , coba buka usaha malah ditipu , dll ; semua dia ceritakan , dan karena kondisiku yang memang selalu juga terbuka, jujur padanya , aku hanya bisa menguatkan jiwanya dengan menasehatinya akan kesabaran dan ketabahan hati.
"Terimalah pekerjaan tsb , karena kau butuh , meski sedikit hasilnya, namun bila kau jalani dengan benar,ikhlas, dan tulus serta niat ibadah....Insya Allah; Allah akan memberimu dan menambah rejekimu " itulah nasehat dan solusi yang kusampaikan saat dia harus menerima pekerjaan menjadi karyawan harian lepas di perusahaan tekstil yang hanya diberi gaji Rp.17.500,-/hari.
aku bisa membayangkan nilai pendapatannya perbulan yang jauh dari kecukupan untuk biaya hidupnya dikota Bandung untuk bayar kost, makan, transport,dll. Dengan kondisi yang minus tersebut , masih ada kebaikan yang menemuinya , ada seorang ibu (teman kost )yang sangat baik dan menganggapnya seperti anaknya sendiri ( mungkin jengkel karena anaknya tak ada yang sopan dan menghormatinya sebagai seoarang ibu ). Ibu itulah yang membantu memberi makan sahabatku tersebut 2x sehari, dan sahabatku itu  hanya mampu memberi ganti uang makan Rp.50.000,-/minggu.
Suatu saat dia menemuiku : " Mas Bono..., tolong aku didoain , aku lagi melamar pekerjaan A " ; dan aku mendoakan ; ketika itu dia datang lagi : " Mas Bono , Alhamdulillah ,aku dapat panggilan untuk test pada tanggal  X , tolong aku didoain " ; dan aku mendoakan ; ketika istriku sakit , aku tak masuk kerja, dia mencariku dengan bertamu dikantor; karena gak ketemu, diapun akhirnya SMS : " Alhamdulillah , aku diterima Mas Bono " ; karena aku malas ngetik jawaban SMS, akupun langsung meneleponnya dan mengucapkan selamat dan memberinya wejangan bila bekerja di institusi yang lebih keren dari skala pabrik ; ketika dia menanyakan perihal aku tak masuk dan kujawab bahwa istriku sakit dan diopname di RS , dia langsung kurasakan sedih nada bicaranya : " aku gak punya uang untuk mbezuk Mas , paling aku hanya bisa berdoa semoga cepat sembuh "....nada bicaranya seakan mau menangis.
Ketika istriku sdh sehat dan aku kembali masuk kerja ; sahabatku itu pulang kerja mampir dikantorku...., pakaiannya agak basah menerjang hujan sore hari, dimana dia harus berjalan 1km menuju kantorku dari tempat kerjanya.
Sahabatku itu langsung menanyakan keadaan istriku, keadaanku , baru dia bercerita tentang pekerjaan baru yang mulai dia jalani ; juga bercerita tentang ibu yang selama ini membantunya memberi makanan. "Inilah kehidupan , Mak Titing sekarang kalau roda sedang berada dibawah , kehidupan rejekimu mulai membaik , maka pesanku : berbaiklah ppada Mak Titing , gantian kau yang harus peduli pada beliau ". ( dari cerita sahabatku : ibu itu juga di PHK setelah lebaran , kemudian uang pesangonnya mulai menipis untuk biaya kehidupan sehariannya , namun ibu itu tak pernah menyerah , dia tetap berusaha dan bekerja , menjadi penggulung benang dengan mesin peralatan manual yang sederhana dengan upah Rp.50.000,-/minggu  ; ini adalah pengupahan yang lebih tragis lagi dari upah seorang PRT )
Cerita sahabatku itu memberiku pelajaran nyata bahwa adakalanya kehidupan rejeki kita berada disisi bawah ibarat roda berputar , namun adakalanya kehidupan rejeki kita mulai membaik dan naik peringkatnya. Jika kau sadar akan hal tersebut ; masihkah ada kesombongan dalam diri ini ???
Semoga tulisan ini bermanfaat.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar