Rabu, 22 September 2010

KELANJUTANNYA BAGAIMANA???

Yah...kembali ke lap top....dan menulis lagi...., dan harapannya tetep sama, semoga tulisanku ini bermanfaat bagi para pembacanya... tengkyu....
Kali ini aku mau nulis...., tulisan yang mungkin sudah umum jadi buah pemikiran orang lain yang juga telah banyak memikirkan, tapi belum menuangkan dalam bentuk tuliskan .
Anda pernah melihat reallity show di TV semacam : BEDAH RUMAH ; ANDAI AKU MENJADI ; TOLOOONG ; TUKAR NASIB , dll....??? ; nah itu yang mau aku tulis...
Diacara tersebut ada obyek penderita yang pada dasarnya akan dibantu, akan ditolong karena kondisi ekonominya yang memprihatinkan sehingga tinggal ditempat yang tidak layak , atau memiliki mata pencaharian yang minim untuk bisa dikatakan hidup layak ; atau menggunggah rasa saling merasakan bila senasib , rasa saling membantu , rasa saling menolong, dll...pokoknya yang membangkitkan kepekaan jiwa akan tergugahnya rasa untuk bisa saling menolong.....paling tidak kita sebagai penonton akan trenyuh dan terharu.
Diakhir acara biasanya ada kejutan bantuan ke obyak penderita yang sangat membuat hati semakin terharu bila kita melihat atau merasakan sebagai obyek penderitanya ketika menerima anugerah kejutan tersebut ; ada yang bengong, ada yang lemas, ada yang nangis, dan lain-lain terbias menutupi rasa bahagianya. Dan setelah itu acaranya selesai....belum ada acara atau dibikin acara sekedar mengamati hasil kejutan bantuan tersebut. Ibaratnya hanya memberi ikan dan kail tapi tidak mengajari bagaimana cara memancing dan bagaimana cara memasak ikannya.
Diajaran Islam acara diatas bisa digolongkan sebagai acara ajaran dan praktek muamalah. Istilah muamalah mengacu kepada suatu ibadah dengan cara berbuat dan beramal baik sesama manusia lewat berbagai macam cara. Dan muamalah yang baik adalah muamalah yang bisa membawa pengentasan kemiskinan, pengentasan keterpurukan , bukan sekedar memberi modal, tapi juga harus membimbing, mengevaluasi, dan mengarahkan.
“…Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa dan janganlah kalian tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaan-Nya“. Al-Ma’idah:2

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (TQS al-Baqarah [2]: 208-209).

Dua ayat Alquran diatas semoga bisa membuka pemikiran kita agar jika kita berniat menolong sesama, maka menolonglah secara maksimal, menolonglah secara keseluruhan ; artinya jangan hanya menolong, membantu,atau memberi modal tapi tidak disertai memberi ilmu yang bisa melanggengkan modal yang telah kita berikan sekaligus menguatkan perekonomian pada si fulan penerima bantuan kita tersebut.
Tujuan shodaqoh, infaq, zakat dan berbagai amalan pemberian semacam hadiah dan hibah itu memiliki tujuan untuk menggugah semangat bermuamalah pada suatu kebaikan dan taqwa.
Ambil contoh mudah : Diacara BEDAH RUMAH ada rumah seorang nenek yang dibedah, dari yang tidak layak menjadi layak , termasuk isi perabotannya ; padahal si nenek itu hanya jualan nasi aking ex pemberian orang , dan anaknya ada yang sakit stroke, dan yang satunya lagi hanya jualan air , disebutkan juga penghasilan mereka dalam sehari yang sangat dibawah garis minim dari standar minimal kehidupan....gampangnya miskin banget!. Namun diakhir acara setelah rumahnya di bedah berikut perabotannya ; orang seperti aku bertanya : "Apa bisa mereka kuat membayar listrik untuk perabotan rumah baru mereka sedang mata pencahariannya tidak di-up grade ?? "
Tulisan ini bertujuan mengarah pada memberi jawaban dari pertanyaan diatas ; dengan cara apa ? ; Nah....jawabannya Sistim Perekonomian Islam atau Syariah Muamalah dalam Islam yang didalamnya ada : Bagi hasil , Pinjam-meminjam ,Pemberian , Hadiah , syarikat, dll.
Dalam hal ini yang penting adalah : seumpama kita diberi kelebihan rejeki , sehingga kita bisa diposisi sebagai seorang pemberi ( Tangan Diatas lebih baik daripada Tangan Dibawah ) ; maka kita harus bisa secara arif mengimplementasikan agar pemberian kita kepada si fulan tersebut bukan ibarat memberi ikan saja, tapi tidak memberinya kail , tapi sebisa mungkin kita memberi ikan,memberi kail, mengajarkan memancing dan mengajarkan memasak ikannya....; dan asli... bila itu bisa berjalan dengan baik, manakala kita berjalan dan melihat si fulan tersebut sudah bangkit dari keterpurukannya, dan senyum cerah ,tawa bahagia terbias diwajahnya....;itulah kebahagiaan yang sejati dari amalan kita ,yang dapat kita nikmati dan rasakan didunia ini....,dan itu belum nanti diakherat kelak , mungkin kita akan lebih bahagia lagi daripada yang telah kita rasakan didunia ini.
Jika kita membantu menegakkan dan mensejahterakan mata pencaharian dan perekonomian seseorang ; maka hendaklah :
1. Berilah dia modal dan beri pengetahuan secara detail tentang modal tersebut. ( bisa sebagai hadiah, bagi hasil, pinjaman, dan lain-lain )
2. Tumbuhkan semangatnya bahwa berjuang ,bekerja keras itu lebih baik daripada mengadahkan tangan, meminta bantuan, dan mengambil jalan hidup mengemis.
3. Ajarilah ilmu dan cara berniaga, bekerja , dan mengatur amanah muamalah secara baik dalam suatu aplikasi management yang praktisi.
4. Pantau, dan evaluasi secara tersembunyi, supaya orang tersebut tidak merasa tertekan, dan kita bisa melihat wujud nyata dari perilakunya.
5. Dan dengan arif lakukanlah sebagaimana slogan : Ing ngarso sung tulodho , Ing madyo mangun karso , Tut wuri handayani.( Dibelakang kita sebagai pendorong baik modal, maupun penumbuh semangatnya ; ditengah kita memberikan bimbingan dan evaluasi,kritik dan saran, serta solusinya ; didepan kita sebagai pemimpin yang mengarahkan pada sasaran menuju kesejahteraan ekonominya )
Demikian tulisan ini,semoga bisa bermanfaat bagi rekan-rekan dan para pembacanya.
Taklupa komentar ,kritik dan saran atas tulisan ini sangat amat aku harapkan sebagai evaluasi dan pengembanganku dalam menulis....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar