Sabtu, 10 Juli 2010

KHITANAN MASSAL

BULAN RAJAB = BULAN HAJATAN
Memasukki bulan Rajab....akan terlihat orang-orang banyak yang menggelar atau punya hajat , mulai dari menikah , khitanan , atau hajatan-hajatan lainnya.
Sebenarnya aku ingin mulai menulis ini sejak Jum'at kemarin..., dengan head-nya KHITANAN MASSAL ; mengapa coba ? ; karena pas siangnya saat sholat jumat di Masjid Baiturrohim di kawasan Batununggal , sebelum khotbah dimulai, memang biasanya ada sekedar pengumuman atau program kerja yang disampaikan oleh puhak Takmir Masjid; termasuk pada Jumat itu....dimana ada program KHITANAN MASSAL yang sediannya diselenggarakan pada minggu ini...sebelum sekolah mulai masuk ; namun program itu terpaksa ditunda....dikarenakan tidak adanya anak-anak yang mendaftar.....;aku sempet geleng-geleng...gak ada yang mendaftar...., padahal enak lho....sudah gratis, masih diberi bingkisan, dan sedikit uang....ck ck ckck...
Aku jadi teringat saat aku kecil, dimana aku waktu itu jadi ketua genk AN2LO ( Anak-Anak Lowo ) yang membentangkan sayap dari kampung Yusuf sampai kampung Demes ( pasar Langgar ). Saat itu anak-buahku ada 8 (delapan ) orang yang aku ikutkan Sunatan masaal yang diselenggarakan di SMK Ibu Kartini di Jl. Imam Bonjol - Semarang.
Dari Mertojoyo, kami naik sepeda menuju ke empat Sunatan Massal tersebut.....jarak yang cukup jauh untuk bersebeda sambil berboncengan bila dilihat dari umur kami saat itu yang baru belasan tahun.
Singkat cerita acara sunatan selesai, dan akupun mengantar anak-buahku satu persatu kerumahnya masing-masing. Apa yang terjadi.....rata-rata orang-tua mereka marah padaku, karena anaknya aku sunatkan tampa memberitahu orangtuanya terlebih dahulu , dan akupun hanya bisa menerima kemarahan orangtua anak-buahku tersebut dengan permintaan maafku yang tulus. Dan yang jelas juga ; meskipun sebagian besar orang-tuanya marah padaku, namun mereka yang karena kondisinya mepet , maka tetep saja sekedar melakukan ungkapan syukur dengan membuat bubur merah -putih ; dan asli sore tersebut sehabis sholat Ashar sampai Maghrib aku dicukupi akan rasa kenyang makan bubur tasyakuran tersebut dari rumah A yang berada di kampung Yusuf sampai rumah H yang ada di Kampung Slamet ( kampungnggendeng).
Selang waktu berlalu...belumlah lama setelah aku sunatin anak buahku, ternyata salah satu dari orang-tua mereka ada yang sakit. Dan sebagai ketua genk yang cukup perhatian dan menjunjung tinggi nilai kekerabatan, akupun menengok Bapak dari anak-buahku tersebut. Dan apa yang terjadi....jika 2 bulan yang lalu mereka memarahiku karena anaknya aku ikutkan program Khitanan Massal ; pas aku tengok saat Bapaknya sakit ....malah terjadi hal-hal yang diluar dugaanku : " kalau Nono gak Mas Bono sunatin massal , mungkin malah sampai entah kapanpun rasanya sulit untuk bisa melaksanakan hajatan Khitanannya....?, matur nuwun ya Mas Bono " begitulah kira-kira ucapan Bapaknya anak-buahku disaat beliau sakit. Kalau dulu tiba-tiba terasa marahnya karena merasa kecolongan bila anaknya telah aku sunatin massal; maka saat sakit melanda bapak temanku tersebut ; beliau baru mau secara jujur menerima, dan setuju akan langkahku yang dulu sempet menuai kemarahannya.
Mengapa orangtua seringkali merasa malu untuk menyunatkan anaknya diacara khitanan massal ? ; padahal sama tujuan hakekatnya; atau mereka sebenarnya cenderung malu untuk mengakui bila anaknya berkhitan dalam acara khitanan massal.
Memang rasa GENGSI yang tinggi seringkali membuat orang mati gaya...., merasa tak dianggap akan eksistensinya. Seperti yang aku alami...ternyata orang tuanya yang sempet memarahiku dua bulan yang lalu ; kali ini mereka malah mendukungku..., mereka baru bisa memahami dan mengerti akan maksud baikku...itulah kejadian yang aku alami 27th yang lalu.
Sekarang ini....jaman sudah berganti....; orang mengadakan acara khitanan massal , tapi sampai hari H malah belum dapat pasiennya. Masihkah ada rasa malu bagi orang-orang untuk mengkhitankan anaknya diacara khitanan massal...???; Aku jadi pingin ketawa sendiri....; gimana tidak....mau dikhitan secara massal atau enggak, hakekatnya sama dimata Allah , bedanya yang satu gratis, dapat bingkisan, dapat uang saku ; sedangkan khitanan yang bukan khitanan massal, pihak orangtuanya malah mengeluarkan biaya khitan yang lumayan untuk ukuran saat ini.
Semoga tulisanku ini bisa menjadikan bahan perenungan dan pemikiran.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar