Kamis, 18 November 2010

RENUNGAN JUM'AT


RENUNGAN  JUM’AT
Ada kisah menarik yang mungkin bisa jadi sesuatu yang sangat menarik untuk direnungkan bagi kita semua , kisah sederhana ini sangatlah bagus bila kita sebagai kaum muslimin agar bisa menyerap hikmah-hikmah yang ada dibalik cerita tersebut , dan  mengimplementasikan atau mengaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.
Berikut ini adalah cerita atau kisahnya :

Jalaludin Rumi dalam bukunya Al-Misnawi menuliskan, seorang Petani sedang berusaha untuk membawa sekarung Gandum yang diletakkan diatas keledai, namun Gandum itu selelu jatuh. Kemudian dia berpikir, bagaimanakah caranya mel;etakkan sekarung Gandum itu diatas punggung keledainya agar tidak terjatuh. Sampai pada akhirnya dia menemukan sebuah ide, untuk mengisi sebuah karung lagi dengan Pasir kemudian mengikatnya dengan karung Gandum tersebut. Dengan demikian Gandum tidak lagi terjatuh karena sudah seimbang.
Ternyata baru berjalan sekian kilometer, keledainya kecapean karena beratnya beban. Maka si-Petanipun berpikir untuk mencari tempat beristirahat. Ketika sedang mencari-cari, si-Petani bertemu dengan seorang Pengemis. Pengemis itu bertanya kepada si-Petani, “Apa yang dibawa keledaimu? Sang Petani menjawab, “Karung yang satu isinya Gandum, sedangkan yang satunya lagi berisi Pasir, agar seimbang”.
Lantas pengemis itupun berkata lagi kepadanya, “Kenapa diisi Pasir? Bukankan akan lebih baik jika Gandumnya yang kau bagi dua, sehingga keledaimu tidak kecapean karena beratnya beban”. Si-Petanipun berpikir, betul juga apa yang dibilang lelaki Pengemis itu. Lantas diapun mengeluarkan Pasir dari karung yang satu, dan membagi dua karung yang penuh berisi Gandum.
Si-petani meneruskan perbincangannya dengan Pengemis itu. Dan dia semakin terkagum-kagum dengan pemikiran si-Pengemis. saking penasarannya maka ia pun mengomentari si-Pengemis. “Anda ini pintar, pemikiran anda sungguh luar biasa, tetapi kenapa Anda menjadi seorang Pengemis?”.
Pengemis itupun menjawab,”Itulah, karena aku terus memikirkan banyak hal sampai-sampai aku tidak sempat melakukan apa-apa”. Setelah pertanyaannya dijawab oleh si-Pengemis tersebut, sambil berpikir kebingungan Si-Petani itupun bergegas meninggalkan si-Pengemis untuk melanjutkan perjalananya.
Melakukan sesuatu tanpa berpikir, akan menyusahkan diri sendiri. Tapi hanya berpikir saja itupun tidak cukup, jika tidak di-iringi dengan aksi (dikutip dari Buletin Mimbar Jum’at No. 22 Th. XXIV 14 Jumadil Alhir 1431H – 28 Mei 2010 Jum’at IV).

Dan pelajaran apa yang dapat kita ambil dari kisah tersebut ? : hidup ini bukan hanya untuk dihiasi dan dipikirkan dengan ide-ide yang sangat baik , namun tidak satupun dari apa yang dipikirkan itu dikerjakan sebagaimana mestinya ; karena apa yang terbaik dipikiran dan ide-ide cemerlang itu hanya akan sebagai angan-angan yang tak berujung , dan tak akan pernah mendatangkan hasil yang dapat kita nikmati.
Marilah kita menuangkan pikiran yang terbaik kita dalam bekerja , berdoa , dan memasrahkan segala hasilnya kepada Allah…Dzat Yang Maha Hidup ; jika ada motto “Ora at Labora “, maka tambahkanlah pula dengan motto “Fastabiqul khairot “.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar