Rabu, 05 Mei 2010

REALITY STORY (VIII)

SIAPA YANG MESTI BERTANGGUNGJAWAB ??

Akhirnya meledak jua....; pengamatan yang selama ini kusimpan dibenak, dan semula akan kutulis kira-kira setahun lagi...jadi dech, kutulis sekarang....; Semoga tulisan ini ada yang membaca, dan yang membaca mempunyai nyali,taring,kekuasaan,kebijakan,dan lain-lain ...sehingga kuberharap ada suatu solusi nantinya....karena ini sungguh MIRIS, sungguh BIKIN NELANGSA HATI....
6 (enam) tahun yang lalu, disaat sering kumelaju antara Mengger ke Mendut (untuk bertandang ke mantan pacar = sekarang sdh jadi Istri )yang berjarak kira-kira 18km, ada 2 obyek dalam tulisanku ini ; semuanya seorang cewek kecil, yang satu beroperasi di perempatan Moh.Toha , dan yang satunya beroperasi di perempatan Pasir Koja. keduanya saat enam tahun lalu masih ingusan, alat konsernya dari mulai tepuk tangan,terus meningkat ke ecrek-ecrek dari tutup botol, terus meningkat lagi sekarang sudah memakai gitar "kentrung".
6(enam) tahun yang lalu, si cewek kecil ( yang diperempatan Pasir Koja ) mulai menjadi perhatianku; mengapa...???, karena saat itu aku lihat (kebetulan berhenti cukup lama dilampu merah ), dia dipanggil oleh ( mungkin "orang-tua"nya ) yang kemudian dijewer kupingnya, di"theot" pahanya sampai terdengar tangisnya, dimarahi habis-habisan, dan diberikan instruksi bagaimana seharusnya mengamen.Yang bikin aku sebel dan ngurut dada adalah mereka ( yg kuberi tanda petik "Orang Tua"-nya ) tersebut hanya nongkrong sambil makan baso yang memang sebelumnya aku lihat sempet tertawa-tawa sebelum memanggil si anak. Sejenak saat itu kubertanya dalam diri sendiri : "Orang tua macam apa itu...?!?", cuuih...! , mereka enak- enakan nongkrong makan baso disuatu sore yang gerimis menjelang maghrib, sedang sang anak yang sudah batuk-batuk dan pilek (ingusnya nglewer-nglewer) malah disuruh mencari uang dengan cara mengamen !.
Kini 6 (enam) tahun lebih telah berlalu, dan dalam pikiranku mungkin si cewek yang dulu ingusan dan masih sekitar berumur 5 tahun, sekarang sudah berumur 11 tahun....(mungkin lho,
karena hanya perkiraanku saja ); dan kemarin....dalam suasana menjelang maghrib, dan hujan
rintik-rintik, aku bertemu lagi dengan cewek itu. Pemandangan sore kemarin itulah yang memaksaku untuk segera menuangkan tulisanku ini. Si cewek kulihat keluar dari lorong-lorong yang sudah gelap, sambil masih dipeluk oleh seorang cowok yang usianya mungkin lebih tua-an; si cewek rambutnya masih acak2-an, dan si cowoknya terlihat tertawa-tawa senang; Apa yang barusan mereka lakukan...????; Busyeeet...!, pikiran ini jadi ngelantur yang enggak-enggak ; apalagi bila melihat postur tubuh si cewek itu yang tidak sepantasnya dimiliki oleh cewek seusianya. Apakah mereka melakukan "free sex" atau "perzinahan" ?; bagaimana ini peranan "orang-tua"-nya ?, apakah mereka memang membiarkan, atau memang itu sebagian dari "eksploatasi"nya kepada sang anak ? ; Orang-tua macam apakah itu...????.
Jika kita menyadari bahwa anak adalah karunia dan amanah dari Tuhan, dimana nanti kita dituntut pertanggungjawabannya dihadapanNya ; mungkin tak akan ada kejadian seperti itu; mungkin anak-anak diwaktu siang hari mereka sekolah, bukan malah mencarikan uang untuk menghidupi orang-tuanya. Apa dalih mereka melakukan itu kepada anaknya ?; apa karena kemiskinan ? jika ya ,mengapa tidak berusaha? ; apa karena mereka menganggur ? jika ya, mengapa mereka tidak mencari pekerjaan ?; dibenakku mereka adalah pemalas, mereka lebih senang menunggu uluran tangan dan pemberian, mereka orang tak mau berusaha.
Apa solusinya....?, apakah ini tanggungjawab pemerintah?, atau apakah ini sebenarnya tanggungjawab mereka sendiri?.
Anda punya solusi atau sekedar komentar akan tulisanku ini....?, terimakasih atas hati yang peduli dari Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar